3 Stand Pamerkan Produk Cado Coklat di Arena PKA
Ada banyak ragam kuliner di arena pamer PKA kali ini. Salah satunya adalah Coklat Cado dengan produk andalannya Ka Cho.
Coklat Cado seperti menemukan momentumnya untuk tampil all out dalam hajatan PKA event 5 tahunan tersebut. Digelar dari tanggal 7 hingga 15 Agustus 2018 menampilkan ragam acara, mulai dari kuliner, karnaval budaya sekaligus penampilan budaya serta pameran sejarah dan banyak ragam acara lainnya di anjungan daerah tingkat dua di taman ratu safiatuddin, sebuah taman yang menghimpon seluruh miniatur rumah adat seluruh kabupaten kota di provinsi Aceh, ya mirip-mirip Taman Mini Indoneaia Indah di Jakarta Timur.
Coklat Cado dalam tiga hari terakhir men jadi incaran para pengunjung di 3 stand yang dipamerkan di Blang Padang dan Taman Sari Banda Aceh, Yaitu Stand PT. PIM, Stand BI Lhokseumawe dan Stand Kabupaten Aceh Utara, hingga berita ini diturunkan dilaporkan stock produk di Stand PT. PIM sempat habis di hari perdana, namun sekarang sudah ada penambahan stock, kemudian hal serupa dihari kedua juga hal serupa terjadi di stand Kabupaten Aceh Utara mengalami kehabisan stock.
Cado's Home Food Induatry selaku produsen coklat cado kali ini meurunkan produk andalannya berupa varian baru yaitu Ka Cho (Caramel Chocolate) diolah dan diproduksi secara traditional dan menggunakan peralatan rumah tangga ternyata telah mampu memberi nilai tambah atas keunikan dan kekhasan produksi sehingga rasnaya yang pahit... Pahit manis itu telah menyihir banyak pengunjung membeli bahkan ada yang datang kembali ke stand namun sangat kecewa Ka Cho nya habis dan rela kembali dihari lain untuk memperoleh Ka Cho, demikian calitra penjaga stand kepada beritabandabaro.com.
Dedy pemilik usaha kuliner cado berhasil dihubungi lewat wa membenarkan tentang adanya repeat order dihari pertama pameran PKA dibuka. Namun ada juga stand yang tidak bisa dikirim ulang dikarenakan stocknya habis.
DedyCado mengatakan kepada beritabandabaro.com bahwa produk kami masih mikro dan level rumahan, produknya belum bisa diproduksi massal dikarebakan peralatan produksi masih tradisional dan manual, sehingga men jadikan produk kami unik dan exsklusif alias tidak berada dan ditemukan disemua mart. Hanya Mart atawa swalayan yang beruntung saja menjual produk cado, selebihnya kami menjual via market place dan online berbasis order. Demikian, tutup dedy cado mengakhiri calitranya kepada beritabandabaro.com.DD-PKA-BBB.