Politik Kekuasaan VS Politik Kemaslahatan
Image by Preaiden Kacho |
Politik menjadi buruk ketika ia sudah menjadi tujuan Kekuasaan bukan lagi alat untuk kemaslahatan ummah, Politik seperti ini tidak akan melahirkan pemimpin namun sebaliknya ia akan melahirkan penguasa yang minta dilayani bukan melayani, minta diperlakukan dengan berlebih bukan memperlakukan rakyat sebagaimana fitrahnya manusia.
Dalam orientasi politik seperti ini rakyat tidak lebih sebagai mesin suara dan partai Politik itu sebagai kenderaan menuju kekuasaan serta Pemilu dengan demokrasi adalah sitemnya.
Bila hari ini tujuan berpolitik kita masih berkiblat kuasa maka jangan harap kekuasaan itu akan melahirkan tujuan utama Politik yakni kemaslahatan.
Dan Rakyat bermental ‘Lamiet’ itu hanya akan melahirkan penguasa penguasa Zalim, dikarenakan manusia lamiet itu hanya akan mendekati orang berkuasa dan memiliki harta, bila ini yang terjadi maka sempurnalah Kekuasaan Absolut itu di support oleh para Lamiet untuk para Lamiet.
Dan Rakyat bermental ‘Lamiet’ itu hanya akan melahirkan penguasa penguasa Zalim, dikarenakan manusia lamiet itu hanya akan mendekati orang berkuasa dan memiliki harta, bila ini yang terjadi maka sempurnalah Kekuasaan Absolut itu di support oleh para Lamiet untuk para Lamiet.
Pertanyaannya apakah di bumi ini hanya ada manusia bermental Lamiet, jawabannya tentu tidak. karena sesungguhnya bumi ini juga masih di isi oleh manusia non Lamiet, namun jumlah mereka semakin sedikit karena di gerus oleh arus pembodohan massif di seluruh pojok negeri, caranya Universitas dan sekolah atau madrasah dibisniskan, sehingga orang menjadi susah menuntut ilmu karena mahalnya biaya pendidikan,
Pengajar disibukkan dengan urusan administrasi sehingga menyita waktunya untuk mendidik, Ulama dan Pesantrennya disibukkan dengan proposal sehingga menyita konsentrasi untuk mengabdi pada ilmu, sebagian yang lain diikutkan dalam berpolitik praktis oleh penguasa. Pemuda pemuda dicekcoki dengan Narkoba dan segala jenis obat terlarang lainnya. Tempat hiburan diperbanyak kampong kampong dipoles beton namun kita rapuh dengan iman dan ketaqwaan. Ini lah stuasi dimana kekuasaan yang berorentasi Kuasa hanya melahirkan banyak Musibah dan Malapetaka dalam segala garis kehidupan.
Pengajar disibukkan dengan urusan administrasi sehingga menyita waktunya untuk mendidik, Ulama dan Pesantrennya disibukkan dengan proposal sehingga menyita konsentrasi untuk mengabdi pada ilmu, sebagian yang lain diikutkan dalam berpolitik praktis oleh penguasa. Pemuda pemuda dicekcoki dengan Narkoba dan segala jenis obat terlarang lainnya. Tempat hiburan diperbanyak kampong kampong dipoles beton namun kita rapuh dengan iman dan ketaqwaan. Ini lah stuasi dimana kekuasaan yang berorentasi Kuasa hanya melahirkan banyak Musibah dan Malapetaka dalam segala garis kehidupan.
Politik Untuk Kemaslahatan.
Seharusnya pikiran dan akal itu harus dikedepankan ketimbang hawa nafsu karena hanya itu yang bisa membendung manusia dari kehancuran. Politik dari dan untuk kemaslahatan Ummah jadinya ia akan melahirkan kekuasaan yang melayani, sadar diri, mawas diri dan tidak saling membenci, obral janji, fitnah sana sini hingga harga diri terjerembab ke dalam kehinaan.
Politik untuk Kemaslahatan hanya dan ada apabila pemilih sudah merdeka, merdeka dari segala pembodohan, paksaan dan penzaliman serta merdeka dari segala hasrat harta tahta dan wanita. Namun murni kemaslahatan Ummah. Emang ada zaman sekarang manusia seperti itu, jawabnnya tentu ada. Dimana? Dia ada bersama kita. Ah abstrak kali pun, tentu tidak, dia itu bukan makhluk gaib, dia itu nyata. Lalu bagaimana mendapatinya?, tidak perlu mencarinya karena dia akan mendapatimu. Bagaimana caranya? Cukup hanya dengan mengikuti semua perintahNya dan jauhi semua laranganNya.
Karena Pemimpin yang baik hanya untuk orang yang baik.
Ditulis Oleh Deddi Iswanto Ibrahim